Mengenai Saya

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
"ya ayyuhallazina amanu taqullaha waltandzur nafsummaqoddamat lighat, wa taqullaha innallaha khabirum bima ta'malun"

Cari Blog Ini

Selasa, 13 Maret 2012

PENGARUH PEMIKIRAN TERHADAP JALAN HIDUP MANUSIA


Oleh: Budianto Haris

Pendahuluan

Manusia memiliki sikap hidup yang bervariasi sesuai dengan selera yang dia inginkan. Ada yang tahu arah hidupnya, ada yang tidak tahu. Ada yang berfikir cemerlang terhadap sesuatu, ada yang berfikir mendalam terhadap kehidupannya, ada pula yang berfikir dangkal, bahkan ada yang berfikir sangat dangkal hampir-hampir tidak menggunakan akal dan fikirannya. Masing-masing orang berbeda-beda sikap, prilaku, gaya dan keinginan hidupnya. Demikian pula dengan pilihan profesi, pilihan pekerjaan, pilihan prioritas hidup, pilihan prioritas kegiatan, pilihan standar hidup, pilihan standar prilaku, pilihan standar petunjuk hidup, pilihan standar pasangan hidup, dll masing-masing memiliki perbedaan meskipun ada juga yang memiliki kesamaan.

Dari pengamatan terhadap individu-individu dalam masyarakat maka dapat ditemukan berbagai perbedaan itu. Ada yang berprofesi sebagai petani, ada yang berprofesi sebagai pedagang, sebagian berprofesi sebagai karyawan, sebagian lagi berprofesi sebagai pengusaha, ada pula yang berprofesi sebagai profesional ahli dibidangnya (tabib, dokter, pengacara, konsultan, dll), bahkan ada yang tidak berprofesi sebagai apapun. Ada yang rajin bekerja, ada yang bekerja malas, ada yang tidak bekerja.

Banyak anak-anak muda umur belasan memiliki sikap, prilaku dan gaya hidup meniru idolanya para selebritis, ada yang meniru para teknokrat, ada juga yang mencontoh para birokrat, namun tak jarang yang meniru para ulama’ pewaris nabi.

Didalam melakukan aktivitas kesehariannya ada orang yang lebih memprioritaskan urusan keluarga, ada yang lebih mengutamakan kepentingan organisasi, ada yang lebih cenderung pada urusan pekerjaan profesi, bahkan mayoritas para aktivis islam lebih memprioritaskan urusan dakwah untuk mencapai tujuan mulia.

Standar hidup yang menjadi patokan manusia pun beraneka ragam. Ada yang mampu meraih impiannya banyak pula yang tidak mampu. Standar kebenaran yang menjadi pertimbangan dalam menentukan benar dan salah tiap-tiap orang ada kesamaan dan perbedaan.

Singkatnya masing-masing orang memiliki corak sendiri-sendiri dalam hidupnya. Ada yang berbeda dan ada yang sama. Hal ini bisa dimaklumi karena masing-masing orang memiliki pengalaman, usia, pendidikan, lingkungan dan latar belakang yang bervariasi satu sama lainnya.

Lantas mengapa bisa demikian? Bagaimana proses ini bisa terjadi? Apa yang menyebabkan orang melakukan sesuatu? Kenapa ada yang lebih cenderung pada suatu hal tapi ada yang lebih cenderung pada hal lain? Kenapa pula sebagian lebih memprioritaskan hal-hal tertentu sementara yang lain tidak? Semua ini berpulang pada prilaku manusia sehingga mereka menentukan jalan hidup tertentu yang menjadi pilihannya.

Skema Pembentukan Prilaku

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas maka perlu diurai beberapa hal yang menjadi landasan manusia berprilaku. Dalam kitab ‘Syakhsyiyah Islam I’ Karya Syaikh Taqiyuddin Annabhani dijelaskan secara gamblang hal ini.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi hidup. Secara umum potensi hidup manusia terdiri dari 3 hal, yakni:

Pertama; Setiap manusia memiliki kebutuhan jasmani yang harus dipenuhinya. Tidak ada orang yang tidak memiliki kebutuhan hidup ini. Kebutuhan hidup ini adalah: makan, minum, istirahat, tidur, buang hajat, jalan, duduk, berbaring, dll. Dorongan kebutuhan hidup ini timbul dari dalam dirinya. Apabila dorongan kebutuhan hidup ini tidak terpenuhi maka orang akan mati. Manusia hanya bisa bertahan beberapa minggu tidak makan lebih dari itu akan mati. Orang hanya bisa bertahan beberapa hari tidak minum lebih dari itu akan mati. Mereka juga hanya bisa bertahan beberapa hari tidak buang hajat bila lebih dari itu akan menyebabkan kematiannya. Manusia memerlukan variasi gerak hidupnya tidak bisa hanya berdiri, berbaring, jalan atau duduk saja. Ia memerlukan gerak sesuai dengan kebutuhannya.

Kedua; Setiap manusia memiliki kebutuhan Naluri. Kebutuhan naluri ini menimbulkan dorongan untuk dipuaskan. Naluri ini adalah naluri mempertahankan diri (survival), naluri seksual (berkasih sayang) dan naluri religius (beragama). Naluri ini secara fitrah ada dalam setiap orang dan muncul akibat rangsangan dari luar. Apabila dorongan untuk pelampiasannya tidak terpenuhi maka manusia akan terganggu namun tidak menyebabkan kematian.

Naluri Survival (mempertahankan dari) adalah naluri manusia untuk mempertahankan diri dari hal-hal yang mengganggu dirinya. Bila ada ancaman yang mengancam maka ia akan menunjukkan respon pembelaan dirinya. Orang berusaha mengejar impian menjadi orang penting yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat adalah salah satu bentuk real dari dorongan naluri ini.

Naluri Seksual (berkasih sayang) adalah naluri yang dimiliki manusia untuk berkasih sayang, sayang menyayangi, cinta mencintai, dll. Orang hidup berpasang-pasangan dengan pasangannya masing-masing. Anak mencintai orang tuanya. Orang tua menyayangi anak-anaknya. Sesama saudara saling menyayangi. Ini adalah bentuk manifestasi dari naluri seksual.

Naluri religius (beragama) adalah naluri manusia untuk mengagungkan zat yang ia anggap dapat memberikan sesuatu diluar kemampuan dirinya. Orang akan menjalankan ritual ibadah sebagai bentuk ketundukan, ketaatan dan permintaan pertolongan pada suatu zat yang dia anggap dapat memberikan apa yang dia harapkan. Orang rajin pergi ke masjid, rajin menjalankan ibadah, rajin berdoa dan berharap pada Allah swt. Ini merupakan perwujudan naluri religius ini. Walaupun orang malas menjalankan ibadah karena aqidahnya lemah namun dalam setiap langkah kesehariannya pasti berharap agar apa-apa yang diusahakannya dapat sukses, berhasil dan Tuhan dapat mewujudkannya.

Ketiga; Akal. Perbedaan manusia dengan mahluk lain seperti binatang adalah akal. Hewan memiliki kebutuhan jasmani sama dengan manusia. Hewan juga memiliki kebutuhan naluri juga sama dengan manusia. Namun yang menjadikan manusia berbeda dengan hewan adalah manusia diberi potensi Akal.

Akal adalah kemampuan memahami hakikat fakta yang diindra. Akal adalah potensi diri manusia yang terkait suatu proses yang terjadi melalui pencerapan fakta oleh panca indra kedalam otak yang disertai informasi terdahulu sehingga fakta itu dapat ditafsirkan. Sehingga akal terkait dengan fakta, panca indra, informasi terdahulu serta otak. Proses keterkaitan ke-empat hal inilah yang menyebabkan bekerjanya akal. Berkat akal, manusia dapat memahami berbagai hal dalam kehidupannya.

Keterikatan masing-masing komponen ini akan sangat mempengaruhi kecerdasan seseorang. Syarat-syarat dasar yang normal bagi kecerdasan seseorang dalam memahami kehidupan adalah sehatnya seluruh panca indra sehingga dapat berfungsi normal sesuai kodratnya, sehatnya otak yang dimiliki dengan standar IQ normal. Bila kedua jenis organ ini berfungsi normal artinya secara internal dirinya memiliki kelengkapan kecerdasan.

Selanjutnya yang menentukan kecerdasannya adalah bagaimana manusia itu menggunakan otak dan indranya secara optimal. Untuk menjadi cerdas maka orang harus sebanyak mungkin melakukan pengindraan terhadap fakta-fakta yang ada. Experimen yang dilakukan oleh para peneliti di laboratorium adalah suatu proses pengindraan fakta oleh panca indra kedalam otak yang terus menerus sehingga dapat mengungkap rahasia-rahasia yang ada pada fakta yang terindra itu. Para Profesor menemukan berbagai keunggulan tumbuhan tertentu guna pengobatan kangker adalah hasil proses pencerapan fakta oleh panca indra kedalam otak.

Namun pencerapan fakta oleh panca indra kedalam otak saja tidak cukup untuk mengungkap tabir rahasia fakta-fakta yang diamati itu tanpa disertai informasi-informasi pendukung terhadap hal itu. Seberapa sering pun orang Melayu melihat huruf Jawa Kuno tetap saja ia tidak dapat memahami huruf-huruf itu tanpa disertai informasi tentang makna-maknanya. Informasi merupakan perkara penting untuk terjadinya proses pemahaman terhadap sesuatu. Informasi awal merupakan tonggak awal untuk memahami informasi dasar terhadap fakta-fakta terindra. Selanjutnya informasi akan terus berkembang seiring dengan penemuan-penemuan terhadap fakta-fakta yang terindra. Proses penggunaan akal ini dinamakan proses berfikir. Untuk memahami sesuatu maka proses berfikir inilah yang dilakukan.

Dapat disimpulkan bahwa pemahaman seseorang terhadap berbagai hal sangat tergantung pada proses berfikir yang dilakukannya. Semakin intens dia berfikir dengan menggunakan 4 komponen akal tadi secara optimal maka dia akan semakin memahami fakta-fakta yang terindra. Informasi merupakan komponen yang sangat vital bagi banyak sedikitnya yang dipahami seseorang dan benar salahnya pemahaman seseorang.

Seseorang dikatakan cerdas bila informasi yang dipahaminya semakin banyak dan informasi tersebut adalah informasi yang benar. Informasi yang benar diperoleh dari penelusuran yang benar. Asal informasi awal yang benar harus datang dari zat yang merupakan pencipta segala sesuatu. Informasi selanjutnya harus merujuk pada informasi induk ini.

Perkembangan informasi selanjutnya yang akan menjadi standar kebenaran adalah juga merujuk pada sumber informasi awal tadi. Untuk informasi petunjuk hidup, jalan hidup, sistem hidup atau pekara-perkara peradaban / hadlarah mutlak bersumber dari sumber informasi awal yaitu Alqur’an dan Hadits. Hal-hal ini tidak dapat diperoleh dari proses experimen try and error dan berkembang menjadi teori-teori kehidupan sebagai informasi lanjutan. Apabila ini terjadi maka informasi lanjutan yang diperoleh itu akan salah. Namun untuk perkara-perkara sains dan teknologi dapat dilakukan proses experimen untuk mengungkap rahasia dibalik fakta yang diamati. Hasil pengamatan itu dapat dijadikan sebagai rujukan informasi baru guna penemuan-penemuan baru.

Lantas bagaimana hubungan antara potensi jasmani, naluri dan akal manusia itu dengan prilaku, sikap, dan yang lainnya sehingga orang memiliki kekhasan tersendiri dalam hidupnya? Ada yang berjalan diatas jalan kebenaran dan ada yang berjalan diatas jalan yang salah. Ada yang tahu kalau ia berada diatas kebenaran namun banyak yang tidak tahu posisi dirinya dalam kekeliruan. Ada yang peduli dengan benar atau salah namun ada yang tidak mau tahu apakah benar atau salah, baik atau buruk.

Pengaruh Fikiran terhadap Jalan Hidup Seseorang

Dari penjelasan diatas maka pemahaman seseorang tergantung pada pemikirannya terhadap sesuatu. Pemikiran dipengaruhi oleh proses penggunaan akal. Penggunaan akal dipengaruhi oleh informasi yang menjadi rujukan standar berfikirnya. Sehingga benar tidaknya prilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh benar tidaknya pemahaman seseorang, benar tidaknya proses berfikir dan benar tidaknya informasi yang digunakan untuk memahami sesuatu itu.

Demikian pula prioritas hidup yang menjadi dasar aktivitas keseharian seseorang sangat dipengaruhi oleh informasi yang paling dominan dalam hidupnya sehingga mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

Pilihan hidup seseorang terhadap profesi tertentu misal pedagang, karyawan, petani, pengusaha, dll merupakan pengaruh beberapa hal selain takdir Allah yaitu pengaruh pemahaman, kebutuhan jasmani dan dorongan naluri.

Bagaimana keterkaitan hal ini?

Ketika seseorang memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya ataupun kebutuhan nalurinya maka ia akan berfikir menemukan cara-cara pemenuhannya. Ia akan menyiapkan sarana-sarana pemuas tersebut dengan berbagai cara yang ia pahami. Penyiapan sarana-sarana pemuas itu tergantung pada pemikirannya saat itu. Bila pemikiran yang dominan dalam dirinya berupa informasi perdagangan serta didukung oleh pengaruh lingkungan perdagangan maka seseorang tesebut akan memiliki kecenderungan menjadi pedagang. Hal ini akan mendorongnya bertindak untuk berdagang.

Demikian pula bila ia dididik untuk menjadi tentara maka pemikiran yang dominan dalam dirinya adalah bagaimana mengalahkan musuh di medan perang. Sehingga akan mendorangnya membaktikan hidupnya pada loyalitas perang.

Para dokter yang menekuni profesinya adalah buah dari proses berfikir sehingga timbul pemahaman dalam dirinya untuk berprofesi sebagai pelayan masyarakat dibidang kesehatan. Munculnya pemahaman ini juga berpangkal dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan naluri.

Dengan demikian mengapa orang lebih cenderung pada pola kehidupan tertentu dan cenderung pada pilihan hidup tertentu adalah pengaruh dari pemikiran dan dorongan kebutuhan jasmani serta kebutuhan naluri.

Dalam melakukan aktivitas hidupnya seseorang didorong oleh motivasi yang membuatnya bersemangat atau tidak bersemangat. Motivasi itu ada 3 hal yaitu:

Pertama;
Motivasi Material, yakni motivasi yang mendorong seseorang berbuat karena landasan perolehan material. Hitungan-hitungan perolehan materi yang mendasari perbuatannya menjadi landasan kuat untuk berbuat.

Kedua; Motivasi Emosional, yakni motivasi yang mendorongnya berbuat sesuatu karena dorongan emosi umumnya emosi naluri survival.

Ketiga; Motivasi Spiritual, yakni motivasi seseorang melakukan sesuatu karena dorongan naluri spriritual.

Motivasi manapun yang dipilih seseorang dalam melakukan amal perbuatannya tak lepas dari pemahamannya terhadap sesuatu itu. Kembali lagi pada konsep dasar berfikir yakni informasi yang paling dominan yang mempengaruhi hidupnya.

Dalam melakukan perbuatan disamping dorongan motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan perbuatan itu sendiri, yakni hasil akhir yang menjadi sasaran perbuatannya. Tujuan itu ada 4 yakni:
1. Nilai Materi
2. Nilai Kemanusiaan
3. Nilai Akhlak
4. Nilai Spritual

Kesemuanya itu menjadi pendorong manusia berbuat karena pengaruh pemikiran yang paling dominan dalam hidupnya. Mana yang dipilihnya itulah yang menjadi landasan perbuatannya.

Dengan demikian fikiran seseorang sangat berpengaruh terhadap keputusan hidupnya mengambil langkah-langkah, menentukan tujuan dan keputusan hidupnya memilih jalan mana yang akan ditempuh.

Wallahu 'Alam